barang yang hilang itu adalah sebual lensa kamera dslr.. lensa fix 50mm f1.8 seharga 800.000 rupiah itupun ludes digondol maling.. yang sedihnya lagi, kebetulan tuh lensa lagi nangkring di kameranya temen saya. jadinya kameranya ikut ikutan ngilang deh.. miriss.
sampe sekarang saya masih berduka dan menyesal. kenapa gak langsung saya ambil aja ya tuh lensa. pake ditunda tunda segala. padahal kalo seandainya ntu lensa di taro di kamar, pasti bakalan aman 100%... karna saya sudah merancang bentuk kamar serumit mungkin sehingga tidak memungkinkan bagi maling dalam mengambil harta benda saya.. muhahahahaha.. cekidoot..
see?? mustahil kan bagi maling buat nyolongin barang saya? jangankan mau nyolong, baru masuk aja ntu maling pasti bakalan mikir "buset, ane salah masuk nih. ini mah tempat pembuangan sampah warga.."
jangankan maling, saya aja kadang sering bingung sendiri.. pagi pagi denger suara alarm hape tapi enggak nemu barangnya. mungkin aja kalo ni kamar diteliti lebih dalam lagi, kita bisa menemukan harta karun fir'aun dan mayat dari keluarga alien.. (tebak, ada berapa tusuk sate yang saya makan pada gambar diatas?? hehehe)
ini adalah hasil kebiadaban saya yang terlalu rajin dalam membuang benda di sembarang tempat yang berakibat sangat luar biasa dampaknya.. hal ini bahkan bisa membuat pak esbeye berkata "saya turut prihatin" sambil menggeleng gelengkan kepala sambil memetik gitar di atas panggung...
kembali ke soal maling tadi, selain korban kamera dan seperangkat lensa tadi, sebelumnya juga udah ada yang kecurian. berupa laptop, duit, sepatu, sendal, sampe cangkul tag dan obeng serta palu milik tukang pun ikut ludes. itu sih bukan maling lagi namanya.. tapi perompak. jangan jangan perompak somalia buka cabang di menteng jaya nih.. saya harus waspada.. khu khu khu.. (buka koper, nyiapin senapan mesin...)
kalo kata temen saya "dia(yang nyolong) itu tipe tipe orang 'lapar'.. gak pernah puas. gak penah merasa cukup" dan ngomong ngomong soal cukup, saya pernah baca sebuah cerita di internet.
Ada Cerita, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. |
Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata "cukup". |
Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana. |
Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup. |
Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata "cukup". Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup? |
Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya. Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri. |
Tak perlu takut berkata cukup. Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. |
"Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia. Belajarlah untuk berkata "Cukup" |
mulai hari ini, jadilah manusia yang pandai mengatakan cukup. cukup bukan berarti selesai. kalo dalam balapan, cukup adalah saat saat dimana para pembalap menghentikan mobil mereka di pit stop, untuk kemudian melaju lagi pada putaran berikutnya. bayangin aja kalo di paksakan dalam balapan 100 putaran tanpa masuk pit, mungkin di putaran ke 88 tuh mobil bakalan berhamburan di jalanan.
ingat, mulai biasakan berkata cukup ketika kebutuhan sudah terpenuhi. dan terakhir, beberapa hari kedepan saya akan memulai proyek penggalian harta karun besar besaran di kamar saya.. doakan agar berhasil. mungkin kalau sudah bersih hasilnya akan saya posting disini :)
kok kandangmuu lebih "terkontrol" dari kandang hamstermuu?hhi
BalasHapuswah ini masih "kandang" lama. . . hehehe. alhamdulillah yang baru sudah lebih terlihat mirip kamar dari yang sebelumnya..
Hapus