Saya suka banget sama sejarah.... tapi ada syarat dan ketentuannya.. yaitu berbentuk cerita. jadi kalo ada orang yang cerita sama saya soal sejarah, saya bakal dengan senang hati dan penuh perhatian bakal merhatiin sampe tuntas. termasuk ketika guru sejarah sedang menjelaskan di depan kelas. satu yang saya gak suka dari sejarah adalah.... ulangannya. iya. saya agak-agak geblek dalam menghapal tanggal bulan dan tahun. satu satunya tahun yang saya hapal dalam sejarah adalah 1945 dan 1992. yang satu tahun kelahiran negara kita tercinta, yang satu lagi tahun kelahiran makhluk ganteng, imut, dan bersahaja ini *nunjuk nunjuk diri sendiri* :P
barusan iseng-iseng ngobok-ngobok tentang Bontang di internet, dan dapatlah artikel ini dari situs pemerintahannya. isinya tentang sejarah pembentukan Kota Bontang. ya. saya sebagai orang Bontang yang pada awalnya buta sama sekali sama sejarah kota ini sekarang jadi lumayan tau banyak...
ini dia artikelnya.
Dalam perjalanan sejarah,
Bontang yang sebelumnya hanya merupakan perkampungan yang terletak di
daerah aliran sungai, kemudian mengalami perubahan status, sehingga
menjadi sebuah kota. Ini merupakan tuntutan dari wilayah yang majemuk
dan terus berkembang.
Pada awalnya, sebagai kawasan
permukiman, Bontang memiliki tata pemerintahan yang sangat sederhana.
Semula hanya dipimpin oleh seorang yang dituakan, bergelar Petinggi di
bawah naungan kekuasaan Sultan Kutai di Tenggarong. Nama-nama Petinggi
Bontang tersebut adalah: Nenek H Tondeng, Muhammad Arsyad yang kemudian
diberi gelar oleh Sultan Kutai sebagai Kapitan, Kideng, dan Haji Amir
Baida alias Bedang.
Bontang terus berkembang sehingga pada
1952 ditetapkan menjadi sebuah kampong yang dipimpin Tetua Adat. Saat
itu kepemimpinan terbagi dua: hal yang menyangkut pemerintahan
ditangani oleh Kepala Kampung, sedangkan yang menyangkut adat-istiadat
diatur oleh Tetua Adat
Jauh sebelum menjadi wilayah Kota
Administratif, sejak 1920, Desa Bontang ditetapkan menjadi ibu kota
kecamatan yang kala itu disebut Onder Distrik van Bontang, yang
diperintah oleh seorang asisten wedana yang bergelar Kiyai.
Adapun Kyai yang pernah memerintah di
Bontang dan masih lekatdalam ingatan sebagian penduduk adalah: Kiyai
Anang Kempeng, Kiyai Hasan, Kiyai Aji Raden, Kiyai Anang Acil, Kiyai
Menong, Kiyai Yaman, dan Kiyai Saleh.
Sebelum menjadi sebuah kota,status
Bontang meningkat menjadi kecamatan , dibawah pimpinan seorang asisten
wedana dalam Pemerintahan Sultan Aji Muhammad Parikesit, Sultan Kutai
Kartanegara XIX (1921-1960), setelah ditetapkan Undang Undang No 27
Tahun 1959 tentang pembentukan Daerah Tk II di Kalimantan Timurdengan
menghapus status Pemerintahan Swapraja.
Pada 21 Januari 1960, berdasarkan UU No
27 Tahun 1959 , dalam Sidang istimewa DPRD Istimewa Kutai, Kesultanan
Kutai dihapuskan dan sebagai gantinya dibentuk Kabupaten Daerah Tk II
Kutai yang meliputi 30 kecamatan. Salah satu kecamatan itu adalah
Bontang yang berkedudukan di Bontang Baru, meliputi beberapa desa,
yaitu Desa Bontang, Santan Ulu, Santan Ilir, Santan Tengah, Tanjung
Laut, Sepaso, Tabayan Lembab, Tepian Langsat, dan Keraitan.Bontang
kemudian mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal itu mulai terlihat pada
1975, yang disebabkan karena dijadikannya Bontang sebagai daerah
industri. Pada 1974 berdiri PT Badak yang mengelola industri gas alam.
Tiga tahun kemudian, 1977, menyusul berdirinya PT Pupuk Kaltim yang
mengelola industri pupuk dan amoniak.
Dengan kemajuan yang begitu pesat
karena adanya pembangunan sarana dan prasarana yang berskala nasional,
bahkan internasional, Pemerintah Daerah mempertimbangkan peningkatan
status Bontang dari Kecamatan menjadi Kota Administratif yaitu melalui
Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 1989. Dengan demikian dibentuklah
wilayah kerja Pembantu Bupati Kepala Daerah Tk II Kutai Wilayah Pantai
Kecamatan Bontang akhirnya diusulkan Gubernur Kaltim untuk ditingkatkan
menjadi Kota Administratif (Kotif).
Pada 1989, dengan PP No. 22 Tahun 1988
Kecamatan Bontang disetujui menjadi Kota Admin-istratif dan diresmikan
pada 1990 dengan membawahi Kecamatan Bontang Utara (terdiri dari Bontang
Baru, Bontang Kuala, Belimbing, Lok Tuan) dan Selatan (Sekambing,
Berbas Pantai, Berbas Tengah, Satimpo, dan Tanjung Laut). Pada 12
Oktober 1999, Kotif kemudian berubah menjadi Kota Otonom, berdasarkan
Undang Undang No 47 Tahun 1999.
Guna melaksanakan tugas
kepemerintahan saat itu ditunjuk Drs Ishak Karim sebagai Walikota
Kotif Bontang yang pertama. Sebagai perkembangan dari Daerah Tk II
Kabupaten Kutai, maka melalui UndangUndang No 47 Tahun 1999 tentang
pemkatkan menjadi Kota Bontang. Sebagai pelaksana tugas ditunjuk Drs
Fachmurniddin yang melaksanakan tugas kepemerintahan dan pelaksanaan
persiapan pemilihan walikota definitif. Sebelumnya juga telah
dibentuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bontang oleh
Walikota melalui penetapan calon yang diajukan oleh masing-masing
partai berdasarkan perolehan kursi pada Pemilu 1999. Setelah
persyaratan anggota dewan terpenuhi, maka ditetapkan dan dilantik para
anggota dewan yang terdiri dari 25 orang dengan ketua H Rusdin Abdau.
Walikota Bontang pertama dari
pemilihan anggota dewan itu adalah dr H Andi Sofyan Hasdam, SpS dari
Partai Golkar dan H Adam Malik sebagai Wakil Walikota yang berasal
dari PPP. Mereka dilantik dan diambil sumpah jabatan pada 1 Maret 2000
Terimakasih banyak gan sudah berbagi pengetahuannya.
BalasHapusterimakash banyak atas informasi yang sangat bermanfaat dan menarik untuk di baca
BalasHapussenang bisa berkunjung ke blog anda
di tunggu info selanjutnya
Baru tau klo sejarahnya seperti itu. Ijin Copas ya
BalasHapus